Friday, March 16, 2012

Human is Humanity

Apakah arti dari Manusia dan Kemanusian?

Sebenarnya, Manusia adalah mahluk yang paling mulia,
Tapi eeeiiiiitttss tunggu dulu, jangan langsung gembira dulu dong hahaha!
mari kita cicipi dulu rasa MALU dan BODOH sebagai MAHLUK NYA terlebih dulu okey!

Seandainya seluruh Mahluk yang merasa dirinya Manusia mau melakukan Kemanusiaan,
dapat dipastikan kalau dunia ini beserta isinya akan tentram dan damai.
Saling menganiaya, membohongi, mencelakai dan saling membenci, dan hal hal negatif seperti ini tidak akan ada yang melakukan nya, kalau saja manusia itu menjadi "Manusia Seutuhnya".

Arti dari kemanusiaan adalah, Mahluk yang sedang mengerjakan perkejaan Manusia,
sedang mengABDI(berbakti) kepada GUSTI(sang pencipta)nya, alangkah tepatnya jika kita sebut saja sebagai KAULANING GUSTI(mematuhi pencipta) atau ABDI NA GUSTI (hamba nya sang pencipta).

Apa artinya Manusia dan Apa Pekerjaan Manusia?

Manusia tidak bisa di rupakan atau di mirip miripkan, sebab di dunia ini tidak ada yang bisa di serupakan dengan Manusia, sebab Manusia bukanlah Laki laki/Wanita, Tua/Muda, Besar/Kecil dan lain lainnya.
Sebab Manusia itu adalah "Mengerti, Mengetahui dan Mampu" serta memiliki "Tekad untuk Menjalankan" hal seperti:
- Untuk keperluan DIRI nya, agar tetap SEHAT.
- Untuk keperluan PERJALANAN/PENGEMBARAAN nya, agar tetap BAIK.
- Untuk keperluan PENGETAHUAN nya, agar tetap BENAR
- Untuk keperluan PRIBADI nya, agar bisa mengABDI.

Maka ketika Mahluk itu telah menjadi Manusia maka dia harus mengerjakan pekerjaan Manusia yaitu:
haruslah selalu mengikuti NIZAM "Berbakti, Membimbing dan Mematuhi" :
- RAGA/Lahir nya, terhadap Negara nya: tidak Melanggar aturan yang ada disuatu negara, dan harus mematuhi aturan Negara yang telah ditetapkan.
- JIWA/Bathin nya, kepada Imam/Pemimpin/Rasul nya: BerBudi Pekerti, tidak iri dengki, mencelakai, menganiaya, bohong, dan selalu perlakukan lah kepada sesama mahluk itu seperti memperlakukan kepada diri kita sendiri.
- RUH/Inti nya, dari Sang Pencipta nya:  BerDaya mau meWujudkan RAGA dan JIWA nya hingga menjadi Bukti seperti:
1. Mendahulukan Perilaku hal yang Baik.
2. Melanggengkan hal yang Baik.
3. Menegakan oleh Diri Pribadi Perilaku hal yang Baik.
4. Membedakan mana yang Baik dan Tidak baik.
5. Memisahkan sesuatu hal.

Seperti apa ABDI itu? dan Bagaimana Meyakini nya bahwa KITA(abdi) itu ada?

Seandainya kita ingin mengenal/mengetahui apa ABDI itu, kita harus terlebih dahulu mengenal kepada Sifat2 yang dimiliki oleh GUSTI(sang Pencipta).
GUSTI(dzat Illahi) adalah NYATA ADA NYA, dengan adanya WUJUD ABDI ABDI NYA, ciri ciri kekuasaan GUSTI telah ada pada diri kita semua, kita tidak bisa berbicara bahwa Gusti itu tidak Wujud, sebab kita semua berasal dari SATU yang sama, berasal dari NYA, jadi sudah sepantasnya kalau ABDI(kita kita) merasa dan menerima berasal dari NYA, kita harus menjadi ABDINYA (mengABDI kepadaNYA)
Juga Semesta Alam Luas dan Dunia beserta isinya, itu berasal dari Sifat "Rahman - Rahiim" GUSTI,
Ini beberapa contoh dari Sifat "Rahman - Rahiim" NYA:
- Dunia beserta seluruh isinya (tempat Hidup mengembara/perjalanan).
- Wujud Badan beserta seluruh Lahir Bathin nya.

Jadi Wujud Badan kita itu hanyalah sekedar BAHAN(alat perkakas) untuk ABDI(kita/saya/anda) mengembara(melakukan perjalanan) dan mematuhi/menjalankan(mengabdi) terhadap segala sesuatu yang menjadi keharusan dari manusia itu sendiri.
jelaslah kita tahu bahwa:
- Dunia itu untuk Mengembara dan untuk diri mengabdi,
- Diri adalah: Alat(Peralatan/Perkakas) SAYA(abdi) Mengembara di Dunia sambil melayani(mengABDI)
- ABDI(saya) bukanlah Lahir, bukanlah Bathin, tapi yang diberi Lahir dan yang diberi Bathin, juga yang diberi Dunia dan diberi Bahan.

Jadi kita harus mengerti agar:
- Abdi(saya) mengenal kepada sang Pencipta(GUSTI) karena jelas kita berasal dari NYA.
- Abdi(saya) mengenal kepada pemimpin/Imam/RASUL, karena Alatnya adalah RASA yang ada di Diri.
- Abdi(saya) mengenal kepada BATHIN, Alatnya adalah yang ada di Diri.
- Abdi(saya) mengenal kepada LAHIR, Alatnya adalah Lahir yang ada di Diri.

ada peribahasa seperti ini:
- Yang tidak mengenal kepada Lahir sama dengan yang tidak diberi Lahir, yang tidak tahu kepada Bathin sama dengan yang tidak diberi Bathin.
- Yang tidak mengenal kepada Rasul sama dengan tidak mempunyai rasa, yang tidak mengenal kepada Gusti sama dengan tidak tahu kepada Abdi(diri)nya.

Semoga kita Memahami, Mengerti dan MEYAKINI,
Bahwa Kita/Saya/Anda(ABDI) itu benar adanya, dengan ADAnya ABDI itu sendiri.
Tetapi....... eits tunggu dulu..... ADAnya ABDI(kita/saya/anda) harus menurut ABDI itu sendiri, karena tidak bisa di umpamakan oleh sesuatu yang ada di Dunia,
karena "ABDI tidak bisa di samakan/sepertikan/umpamakan dan juga tidak bisa di tunjuk oleh Telunjuk Tangan".
Karena ABDI berasal dari GUSTI yang sifat nya adalah "Billahayfin Billamakanin" yang berasal dari:
"Laysa Kamithlihi" yang artinya: "Tidak ada Sesuatu pun yang Serupa dengan DIA(gusti)"

contoh nya nih:
1. SAYA bisa meNGAKUi mana yang disebut HandPhone SAYA(abdi), Baju SAYA(abdi), Celana SAYA(abdi), dan lain lain nya lagi.
2. dan juga SAYA(abdi) bisa meNGAKUi mana yang disebut Tangan SAYA(abdi), Badan SAYA(abdi), Kepala SAYA(abdi), Mata SAYA(abdi), Hidung SAYA(abdi), dan masih banyak lagi anggota badan yang bisa kita TUNJUK dan kita meNGAKUi kita sebagai pemiliknya.

nah sekarang yang jadi pertanyaan nya adalah:
" Jadi Yang Disebut SAYA, oleh SAYA sendiri? Yang Mana?"

mari kita cari jawaban nya, kita simak di next thread saya selanjut nya, okay!

* tapi sebelum nya mari kita pikirkan dulu jawaban pribadi masing ya, atau kita share di YM saya robi.norton@yahoo.com atau ke twitter saya @ROBINORTON *

No comments:

Post a Comment