"Wingday" adalah suatu tradisi yang tetap menjadi Kebanggaan bagi Bikers se-Jabar.
Tertulis di dalam sejarah, pada masa awal tahun 1960-an ketika sekelompok penggemar motor Harley-Davidson (HD) asal Bandung dan sekitarnya, mengikatkan dirinya dalam sebuah wadah komunitas bernama HCB atau Harley-Davidson Club Bandung. HCB ini diprakarsai oleh (Alm.) H. Rachmat Amir S. atau lebih dikenal dengan sebutan Pa Amir, atau Kang Amir. kemudian oleh (Alm.) Rachmat Hidayat, kemudian oleh (Alm.) Pa Adang Hell Driver HCB, Kang Ayi R Agus, Kang Tatang dan para sesepuh Harley Bandung.
Tahun-tahun berikutnya dari Jakarta, Cirebon, serta kota-kota lainnya, bahwa mereka juga sudah membentuk komunitas pengguna Harley-Davidson," ucap Kang Ayi R. Agus, Beliau adalah sobat dari Pa Amir. dan juga menjadi salah satu saksi sejarah berkembangnya otomotif hobi Harley-Davidson yang kini menjadi Ketua Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI Korwil Jawa Barat). Seperti ada kesepakatan yang tidak tertulis, sebagai bentuk ekspresi kebanggaan. Pencinta HD di Bandung dan Jakarta masing-masing menjuluki motor kesayangannya dengan sebutan khusus. Di Jakarta, mereka namai atau identikan motor kebanggaannya dengan nama wayang. Misal, milik Nasuha (alm.) motornya dinamai Nakula, motor milik Sarjito dikenal dengan nama Gareng.
Sementara untuk kalangan penggemar di Bandung, masing-masing motor kesayangannya diidentikan dengan nama bunga, sesuai dengan julukan Bandung sebagai Kota Kembang. Sebutannya bisa Melati, Anggrek, Mawar atau bahkan tumbuhan seperti Babadotan, tidak tabu untuk disandangkan pada sebuah Harley-Davidson saat itu. Sebutan Dahlia sendiri, diperuntukkan bagi motor milik Ayi Agus. Di lingkungan internal tubuh HCB sendiri, semangat kebersamaan terus dikobarkan.Komunitas terus berkembang, semua potensi serta keahlian anggotanya diakomodasi untuk nama dan kebesaran klub. Tanpa harus menunggu komando, mereka akan melakukan perjalanan bersama atau touring, terutama jika ada teman atau kerabat yang menggelar kenduri.
Mereka berkesempatan untuk saling mengunjungi atau sekadar bersilaturahmi antara anggota yang tersebar di Jawa Barat. Berdasar pada semangat kebersamaan pula, seluruh anggota HCB sepakat menggelar secara rutin, perjalanan panjang ke kawasan wisata Pangandaran. Proses perjalanan Bandung-Pangandaran dengan motor keluaran lama, menjadi obsesi dan kebanggan tersendiri saat itu.
Tentu kini spiritnya lebih luas lagi, ketika perayaan Memorial Wingday tersebut sampai pada penyelenggaraannya yang kedelapan. Ketika motor yang digunakan banyak dari tipe mutakhir keluaran terbaru. Namun, untuk menjaga kesakralan serta mempertahankan nilai tradisi tersebut...
"kami tetap menyiapkan dua ratus wing khusus" bagi mereka yang tiba di Pangandaran dengan menggunakan HD keluaran "1903 hingga 1983"
Sementara untuk kalangan penggemar di Bandung, masing-masing motor kesayangannya diidentikan dengan nama bunga, sesuai dengan julukan Bandung sebagai Kota Kembang. Sebutannya bisa Melati, Anggrek, Mawar atau bahkan tumbuhan seperti Babadotan, tidak tabu untuk disandangkan pada sebuah Harley-Davidson saat itu. Sebutan Dahlia sendiri, diperuntukkan bagi motor milik Ayi Agus. Di lingkungan internal tubuh HCB sendiri, semangat kebersamaan terus dikobarkan.Komunitas terus berkembang, semua potensi serta keahlian anggotanya diakomodasi untuk nama dan kebesaran klub. Tanpa harus menunggu komando, mereka akan melakukan perjalanan bersama atau touring, terutama jika ada teman atau kerabat yang menggelar kenduri.
Mereka berkesempatan untuk saling mengunjungi atau sekadar bersilaturahmi antara anggota yang tersebar di Jawa Barat. Berdasar pada semangat kebersamaan pula, seluruh anggota HCB sepakat menggelar secara rutin, perjalanan panjang ke kawasan wisata Pangandaran. Proses perjalanan Bandung-Pangandaran dengan motor keluaran lama, menjadi obsesi dan kebanggan tersendiri saat itu.
Tahun 1973 tradisi yang ditetapkan dengan sebutan wingday itu mulai dilakukan. Saat itu kondisi jalan masih sulit ditempuh, perlu perjuangan tersendiri un-tuk sampai dengan selamat di Pangandaran. Bahkan perlu dua atau tiga hari untuk bisa sampai karena berbagai masalah teknis yang menghambat. Sebuah wing pantas disematkan bagi mereka yang bisa selamat hingga di tujuan," tutur Pa Amir, menambahkan. Berbagai perayaan sederhana dilakukan, sebelum upacara penyematan wing, dengan suasana gembira peserta yang berhasil akan dibopong ramai-ramai dan diceburkan ke tepian pantai. Dan juga suguhan aksi Berbahaya dari para Hell Driver yg di Pimpin oleh (alm.) Pa Adang.
Tradisi tersebut akan terus berlanjut. Kisah sukses menempuh perjalanan panjang Bandung-Pangandaran menjadi pembicaraan hangat di seluruh pelosok negeri. Para pentolan komunitas itu pun semangat dan bersepakat untuk secara rutin menggelar even tersebut setiap lima tahun sekali. Maka di kemudian hari, ketika HDCI berdiri, kegiatan ini secara resmi dijadikan agenda kegiatan nasional dan menjadi kegiatan kebanggaan warga Jabar, dikenal dengan sebutan Memorial Wingday.Tentu kini spiritnya lebih luas lagi, ketika perayaan Memorial Wingday tersebut sampai pada penyelenggaraannya yang kedelapan. Ketika motor yang digunakan banyak dari tipe mutakhir keluaran terbaru. Namun, untuk menjaga kesakralan serta mempertahankan nilai tradisi tersebut...
"kami tetap menyiapkan dua ratus wing khusus" bagi mereka yang tiba di Pangandaran dengan menggunakan HD keluaran "1903 hingga 1983"
Sekarang motor kakek ku (alm. Pak adang) dimana ya? kangen dulu waktu kecil suka liat motornya nangkring di jl,kopo
ReplyDeleteKang.. saya mau tanya, akang atau keluarga ada yg hafal sejarah HCB? Saya Elan cucu nya pak Suyatiman sesepuh HCB mau buat buku rencananya. Hatur nuhun, ditunggu jawabannya
DeleteKang.. saya mau tanya, akang atau keluarga ada yg hafal sejarah HCB? Saya Elan cucu nya pak Suyatiman sesepuh HCB mau buat buku rencananya. Hatur nuhun, ditunggu jawabannya
Delete